About Me

Thesalonika Olga Valitha Briliane | 23 y.o | Indonesian | Swiftie | @__tukangmaido | Love Green, Like Mango | Jesus Christ

Selasa, 25 Desember 2012

Tanpa Dirimu, Aku Bukan Diriku Yang Sekarang *chapter 3


03 Januari 2012
Dia kembali mengontakku setelah beberapa hari aku lewati tanpa dia. Membuatku semakin sadar aku benar-benar tidak bisa kehilangan dia. Aku tidak bisa hidup tanpa dia.
Hingga di sore hari, saat aku dan teman-temanku sedang menunggu hujan yang tidak kunjung reda di ruang rapat kami di kantor sekolah, dia kembali mengontakku dengan nomor ponsel yang berbeda.
Inti dari percakapan kami saat itu adalah TAKE ME OR LEAVE ME. Percakapan itu berlanjut hingga malam hari, dan berakhir saat aku tertidur.
“Why? Do you always do this to me? Why? Wouldn’t you just see it through me...” aku mengirim sepenggal lirik. Panjang, memang. Tapi mungkin jika pertanyaanku yang aku lontarkan, bisa jadi aku mengirim jutaan pertanyaan malam itu.
“Because I want be special person in your life.” singkat. Padat. Dan bermakna penuh. Harusnya itu yang aku tangkap dari smsnya. Okay, grammarnya pun salah. Dia melupakan kata ‘to’ setelah kata want, dan huruf ‘a’ di sebelah kata ‘special’. Tapi maksudnya cukup jelas. Meskipun begitu aku masih ragu. Inikah yang aku mau? Inikah jawaban yang aku tunggu selama 10 menit terakhir? Hanya inikah? Aaarh! Bahkan aku tidak tahu apa yang aku inginkan! Shit!
Aku ingin berteriak! “Hey kau yang di sana! Apa kau tahu aku ingin kau jadi milikku? Aku inginkan itu! Ya! Kau menyangkanya? Tentu tidak! Tapi sayangnya aku tidak bisa :”
Dengan kebingungan yang luar biasa aku berpikir. Haruskah aku mengalah pada perasaanku yang semakin membebat hatiku dengan kencang? Haruskah aku mengalah pada semua yang telah aku rasa dan memilih dia? Aku tidak bisa berpikir. Bahkan pertanyaan itu hanya menggema dalam kepalaku tidak lebih dari 4 detik. Seluruh pertanyaan seperti film yang diputar di kepalaku. Keraguan tidak mau pergi dari benakku. Apa dia juga melakukan hal yang sama dengan perempuan lain? Apa dia juga mengirim sms dengan kata ‘sayang’ kepada wanita lain? Apa bukan hanya aku yang diperlakukan seperti ini? Oh Tuhan pikiranku kacau!
> ‘mengapa tidak kau terima saja dia?’
< ‘kau gila! Tidak mungkin aku menjalin hubungan dengannya! That’s impossible!’
> ‘dia baik. Dia mencintaimu. Dia perhatian denganmu. Dia lumayan. What’s wrong?’
< ‘dia sangat m.e.r.a.g.u.k.a.n. puas dengan jawabanku?’
> ‘tapi dia ingin membuktikannya bukan? Puas dengan pertanyaanku?’
Hatiku mulai berteriak dan berdebat.
< ‘aku tidak bisa percaya dengannya begitu saja. Terlalu banyak kesakitan.’
> ‘Tapi meskipun dia menyakitimu kau tetap menyayanginya -.-’
< ‘Ituuuu... pengecualian.’
Well, aku bingung. Apa yang benar dan apa yang salah. Mana yang benar dan mana yang salah. Siapa yang benar dan siapa yang harus ditendang. Bisakah aku mengakhiri ini semua? Mungkin mati bisa mengakhiri ini semua.
Di titik terakhir, aku mengatakan aku ingin sendiri tnapa diganggu siapapun termasuk dia. Entah mengapa aku mengatakan seperti itu. Mungkin (hanya mungkin) jika aku sendiri aku bisa mencari apa yang aku cari selama ini.
“I gotta go bed now. C yaa 2morrow” aku mengirim satu sms lagi. Benarkah aku melakukan ini semua? Kekalahanku sebentar lagi mungkin akan terlihat. Aku sudah bisa merasakannya datang.
“Neg ktmu ya.
Ini terakhir kali aq sms km ya.
Mkasi.”
Just it. Hanya itu yang aku terima saat aku akan tidur. Kekalahanku memang sudah mulai datang.

04 Desember 2012
Dengan beberapa alasan, aku membuka profilnya. Dan tanpa alasan, entah kenapa tubuhku terasa lumer ke bawah, leleh. Hilang. Apapun bahasanya mungkin akan sulit untuk menyamakan dengan keadaanku sekarang. Mulutku menganga. Dadaku terasa dimasuki oleh kompresor dan terasa sesak. Tubuhku lemas.
Aku melihat wallnya. Maaf jika aku tidak bisa mengatakan kepada kalian apa yang aku baca, mungkin terlalu frontal.
Apa aku akan menangis? Aku terlalu takut. Apa aku cemburu? Tidak mungkin. Bahkan dulu ketika dia menjalani hubungan lain dan meninggalkanku aku tidak pernah sekalipun cemburu. Tapi... I feel something new.
Apa aku takut kehilangan dia? Tuhan tolong, aku tidak siap untuk kehilangan dia. Aku tidak akan pernah siap.

06 Januari 2012
Apa ini yang disebut dengan ‘kata perpisahan’? Apa kata perpisahan-kata perpisahan yang lain juga seperti ini? Harusnya ini yang aku harapkan darinya sejak dulu, tapi mengapa aku justru merasa seperti pihak yang paling bersalah? Hello, God! I’m just an ordinary girl! I have an afraid feel, I have a- a-, yeah! Absolutely this is something. I don’t know what and I don’t know why.
“Semoga kamu bahagia dengan yang lain dan mungkin lebih baik” dikirim oleh nomer tidak dikenal. Tanpa nama. Tanpa penjelasan. Tanpa catatan. Hanya satu kalimat singkat yang entah mengapa terasa menohok ulu hatiku.
Hey! Aku harusnya senang bukan? Ini yang aku harapkan sejak dulu. Dia pergi. Aku kembali pada hidup lamaku. Dan kami bisa berpura-pura untuk tidak saling mengenal seperti dulu. Tapi mengapa yang aku rasakan justru berbeda dari yang aku harapkan? Sepertinya dunia telah berbalik dari mulanya.
Unspeakable. Just it. No more. Andai ada jarum di sini aku akan meledakkan dadaku sendiri agar aku bisa bernapas dengan normal.
Hah. Shit! Hidupku tidak pernah normal sejak dia masuk ke dalam hidupku yang indah! Sial!

07 Januari 2012, 09.00 a.m
“Jadi cewekku mau ya?” tanpa tedeng aling-aling dia langsung mengirim pesan seperti itu kepadaku. Setelah satu minggu penuh perjuangan untuk bernafas tanpa dia, apa ini yang dia mau?
Di satu sisi aku sedang bingung mengurus tugas OSISku yang bernafsu membunuhku. Aargh~
“Aku gak bisa jawab sekarang. Mungkin aku bisa minta waktu.” Aku menjawab dengan menggigit bibirku, aku hanya takut dia marah. Tunggu—
Bukannya biasanya saat dia menanyakan hal yang setema aku langsung menepisnya? Tapi kenapa sekarang aku memberi dia kesempatan? Ini aneh.
Mungkin aku harus mencari guru BKku dan mulai berkonsultasi, barang kali ada yang tidak beres dengan otakku.
“Iya gak apapa. Semangat ya ngerjain tugasnya.” Darimana dia tahu aku sedang mengerjakan tugasku?
Aku hanya menghembuskan nafas dan membuang muka dari LCD ponselku, dan aku mendapati seorang laki-laki yang telah merajai hatiku sedang duduk bersama teman-temannya didekatku dan teman-temanku dan seluruh berkasku di kantin. Sorot mata seorang stalker langsung tertangkap olehku. Kami saling bertukar pandang sebelum akhirnya aku kembali menunduk.
Dia memang tidak pernah tersenyum. Tapi entah mengapa justru itulah yang aku suka darinya.

08 Januari 2012, 09.52 a.m
Klik.
Ponselku membunyikan nada dering SMS. Aku melirik jam di dinding kamarku. Siapa yang mengirimiku pesan sepagi ini? Bahkan aku baru saja membuka mataku 10 menit yang lalu.
“Kelamaan nunggu jawaban dari kamu. Aku anggep kamu terima aku. Makasih sayang :*”
Aku langsung membuka mataku penuh-penuh. Am I dreaming? Sepertinya yang error bukan hanya aku disini.
Tuhan, sekarang aku harus bagaimana? Sekarang aku harus mengatakan apa? Aku bingung.
Satu lagi pertanyaanku. Apa sekarang aku sudah resmi menjadi milik orang?


TO BE CONTINUE

-------------------------------------------------------

Done!
How? Apakah terlalu pendek? Aku rasa iya. Maaf sebelumnya, tapi aku sendiri mengetik ini dengan terburu-buru beberapa hari sebelum natal tiba.
Btw, Merry Christmas for You All, May JBU ^_^

Jumat, 21 Desember 2012

Tanpa Dirimu, Aku Bukan Diriku Yang Sekarang *chapter 2

Hingga akhirnya pendaftaran Kandidat OSIS dibuka, aku ikut serta. Dan karena itu aku berhasil menjadi salah satu pengurus OSIS di Periode 2011/2012. Itu membuatku menjadi lebih dikenal di Sekolah Baruku. Tapi entah kenapa hatiku masih belum terpikat sampai saat itu.

Hingga akhirnya dia datang.
Memberi warna pada hidupku. Menyapa hatiku dengan caranya. Membuat senyumku lebih merekah tanpa aku sadari.


Aku tidak pernah membayangkan bahwa dia akan menjadi orang paling bermakna dalam hidupku. Aku juga tidak pernah membayangkan dia jugalah yang menghancurkannya...

02 Oktober 2011, dia menyapaku di jejaring sosial. Lalu kami mengobrol. Dia bertanya "Kamu Illia anak 10 RPL 1 ya?" dan aku membenarkan pertanyaannya dan menanyakan dia mengetahui fakta itu darimana. Ternyata dia satu jurusan denganku dan juga satu angkatan denganku! Oh God, bahkan aku belum pernah melihat dia walaupun hanya sekilas. Aku membuka foto profilnya sekilas, wajahnya seperti anak nakal pada umumnya. Mungkin karena aku belum mengenalnya, jadi aku beranggapan begitu.

Di sore hari dia mengirimi aku pesan. Dia meminta nomor ponselku dan berjanji tidak akan menyebarkannya. Well, apa ini firasatku saja atau ini memang terlalu cepat untuk memasuki tahap 'meminta nomor ponsel'? Hatiku yang paling kecil menjeritkan kata "JANGAN BRENGSEK! HAPUS PESAN ITU DAN ANGGAP SAJA KAU TIDAK KENAL DENGAN BAJINGAN INI!" sekuat tenaga, tapi aku hanya berpikir sebentar, lalu mengangkat bahu. Tidak ada ruginya menambah kenalan dari lain kelas, bukan?

Dan kami mulai saling berkirim pesan singkat. Di hari pertama (03 Oktober 2011) kami berkirim pesan singkat, dia sudah mengatakan perasaannya. Ya Tuhan, bahkan aku belum tahu dia itu siapa, dan dia sudah berani mengungkapkan perasaannya? Ini gila.

---------------------------------------------
"Statusmu kok galau semua sih? Baru putus yaa?" aku memulai mencari topik baru. "Gak baru juga sih, udah agak lama. Tapi galau lagi." "Sabar ya haha. Cari baru dong. Anak RPL 3 kan ceweknya cantik cantik." "Gak mau ah, aku maunya dari RPL 1 aja" degg, alarm dalam hatiku berbunyi keras. Sirene tanda bahaya bermunculan di sekitarku. "Haa? Sapa hayooh haha" "Sapaya? Gak tau. Kamu paling. Haha"
Oh Tuhan, entah kenapa aku melambung.


Dan kini semua terasa manis saat dikenang, sangat manis...

----------------------------------------------


02 Oktober 2011
Hari pertama aku menyadari keberadaan seseorang di dunia ini. Orang yang semula aku kira adalah orang biasa yang tidak akan pernah bisa mempengaruhi hidupku secuilpun.
Tapi ternyata aku salah.

Dia datang, dengan segala janji dan segala bujuk rayunya kepadaku. Kata-kata manis mengisi hariku, dan hatiku. Aku bersikuku dan membatu untuk tetap membatasi hubunganku dengannya sebagai sebatas teman. Well, jujur saja aku tidak pernah mengobrol dengannya, aku juga tidak pernah pergi bersama dia meskipun dalam gerombolan. Aku juga tidak pernah bertegur sapa dengan dia. Kami hanya berhubungan lewat pesan singkat.

Hingga pada akhirnya hatiku hancur untuk pertama kali, karena dia. Dia yang selalu aku banggakan, dia yang selalu aku kagumi. Dia yang selalu aku sayang…

27 Oktober 2011, aku mengetahui kenyataan bahwa dia tidak hanya mendekati aku, tapi juga temanku. Entah apa yang harus aku katakan. Ternyata memang benar pendapatku tentang laki-laki. Semua sama.

Aku memutuskan untuk mengakhiri segalanya sebelum terlambat, sebelum aku terjatuh lebih dalam. Andai semua berbeda, pasti sekarang status hubunganku sudah bukan lagi LAJANG. Shit!

Berhari-hari aku benar-benar tidak berkontak lagi dengannya. Hingga pada akhirnya dia mengirimiku pesan singkat dan hatiku luluh. Kami kembali dekat, bahkan perasaanku lebih tidak terkendali daripada sebelumnya. Aku mulai mengakui bahwa aku jatuh cinta. Hatiku telah memilih dia dari sekian banyak pilihan yang ada. Jangan salah, aku sudah menyadari bahwa aku telah jatuh hati kepada dia sejak lama, tapi aku tidak ingin mengakuinya bahkan meskipun itu hanya kepada diriku sendiri.

Kami semakin dekat dan dekat. Kontan opini kontra dengan hubungan ini semakin membanjiriku. Sahabat, teman, kenalan, saudara, semua orang menentang kedekatanku dengan dia.

“Dia rusak. Kamu kan tahu Adi orangnya kayak gimana! Masa iya kamu mau pacaran sama orang kayak gitu?” sahabatku memprotesku setengah mati saat kami sedang dalam line telepon.

“Aku gak pacaran kok. Aku juga udah tahu dia kayak gimana, tapi ya gimana lagi? Namanya juga udah kadung sayang.” Aku hanya menjawab pasrah. Tapi memang benar, kan? Namanya juga sayang.

“Gimana kalo ada apa-apa?” dia terdengar benar-benar serius. Apa aku menangkap rasa khawatir dalam kalimatnya?

“Hahaha, ada apa-apa gimana coba?” aku pura-pura tidak mengerti. Padahal itu memang ketakutanku yang utama.

“Kamu tahu cara pacaran anak RPL 3 yang cowok kayak gimana aja. Bong, please! Kamu tahu apa yang aku maksud!” Fatih tetap bersikeras.

Hening.

“Bong?” dia kembali memanggil dari ujung sana.

“Aku gak bisa tanpa dia, dok.” Aku mengatakan yang sejujurnya

*Bong, adalah kependekan dari keCEBONG. Panggilan sayang dari sahabatku Fatih.
*Dok, adalah kependekan dari KODOK. Panggilan sayang dari aku untuk dia.

Dan semua orang yang menentangku lama kelamaan tumbang satu per satu. Tumbang bukan berarti mereka langsung menyetujui apa keputusanku. Tapi tumbang disini berarti mereka sudah lelah menyadarkanku.

Sampai pada akhirnya di suatu malam dia memohon diriku untuk menjadi miliknya (untuk yang ke sekian kalinya). Dan (untuk yang ke sekian kalinya) aku kembali menolaknya. Bukan karena aku hanya mempermainkan dia, aku hanya ragu.

Dan keraguanku terbayarkan. Tepat keesokan harinya aku mendapati dia telah menjalin hubungan dengan seseorang yang juga satu sekolah dengan kami.

Yang ada dalam pikiranku saat itu hanya aku ingin mencari palu gada, lalu berlari ke arahnya, dan mengarahkan palu itu ke dadanya. Agar dia tahu bagaimana perasaanku sekarang.

Berminggu-minggu kami tidak berkontak lagi (seperti dulu). Tidak ada ucapan selamat tinggal. Tidak ada ucapan sampai jumpa. Hilang tak berbekas.

Dan (seperti dulu) dia kembali datang. Dengan segala kekurangannya dia menghampiriku kembali, setelah apa yang dia lakukan. Ya, dia datang. Tanpa permintaan maaf, tanpa rayuan. Hanya dengan satu kalimat “aku kangen.” dan aku kembali terjerat. Jauh lebih dalam.

Dan aku sadar aku memang benar-benar tidak bisa lepas darinya.

Aku sadar dia telah dimiliki oleh orang lain, tapi di sisi lain aku tidak bisa pergi dari situasi ini. Aku nyaman saat aku sedang bertukar pesan dengan dia di malam hari. Senyumku selalu mengembang saat aku melihat namanya muncul di layar ponselku atau saat aku melihat sekelebat bayangannya disekitarku.

Dan disetiap senyuman itu datang, kesedihan seperti tidak tinggal diam. Setiap ada bayangan dan namanya, kalimat “Dia telah dimiliki orang lain brengsek!” selalu terngiang. Damn! Hidupku tidak pernah tenang sejak dia masuk kedalamnya dan mengubah alurnya.


Setiap malam selalu menjadi ‘galaunite’ bagiku. Ucapkan terima kasih kepada dia yang melakukan ini semua. Dilema berputar disekitarku. Antara pergi atau tinggal. Antara bertahan atau menyerah. Antara maju atau mundur.
Hah. Dimana kau yang dulu Illia? Ini mudah bukan? Ini bukan pilihan yang sulit kok. Ayolah…

Hatiku mengingatkan. Yeah, ini bukan pilihan yang sulit, bahkan terhitung sangat mudah. Tapi dia yang membuat ini semua menjadi sulit.

“Gimana bisa aku nerima kamu? Nasibnya pacarmu gimana nanti?”

“Kalo aku mutusin pacarku kamu mau jadi pacarku?”

Oh God, satu korban. Aku mengigit bibirku. Satu pilihan kembali muncul, antara ya dan tidak.
10 menit, dan dia kembali mengirimiku pesan singkat.
“Aku putus.”

What the Heck! Apa maunya yang sebenarnya? Aku bahkan belum menjawab Ya atau Tidak.

Tapi keesokan harinya aku mendapati status hubungannya di jejaring sosial masih berpacaran. Tuhan tabahkan aku…

3 kejadian seperti itu berturut-turut. Dan selalu ketahuan olehku. Sampai pada akhirnya aku memenangkan satu permintaan dari taruhan kami. Aku meminta dia pergi menjauh. Kita mulai kehidupan baru. Pura-pura tidak pernah saling mengenal. Dan melanjutkan kehidupan sendiri-sendiri.

Dia mengiyakan. Hatiku teriris detik itu juga. Tuhan, tolong aku…

Sekitar awal Januari, aku mengetahui fakta dia benar-benar mengakhiri hubungannya yang baru berumur sebiji jagung itu. Dan lagi, aku mendapati fakta bahwa perempuan itu telah mengetahui hubunganku dengan dia. Seketika jantungku berhenti.

“Jangan bilang statusnya Dessi buat aku?” itulah pertama kalinya aku menyebut nama perempuan itu dipesan kami. Itu jugalah pertama kalinya aku mengirimi dia pesan terlebih dahulu.

“Bukan, itu buat anak kelas 12 yang udah aku anggep kakakku sendiri.”


Aku sedikit tenang. Semua kata-katanya selalu aku percayai walau aku tahu itu semua palsu.




TO BE CONTINUE

Rabu, 12 Desember 2012

Wild World by Mr. Big


Now that I've lost everything to you
You say you want to start something new
And it's breaking my heart you're leaving
Baby I'm greaving

But if you wanna leave take good care
Hope you have a lot of nice things to wear
But then a lot of things turn bad out there

Oh baby baby it's a wild world
It's hard to get by just upon a smile
Oh baby baby it's a wild world
I'll always remember you like a child girl

You know I've seen a lot of what the world can do
And it's breaking my heart in two
'Cause I never want to see you sad girl
Don't be a bad girl

But if you wanna leave take good care
Hope you have a lot of nice things to wear
But just remember there's a lot of bad and beware

Oh baby baby it's a wild world
It's hard to get by just upon a smile
Oh baby baby it's a wild world
I'll always remember you like a child girl

Baby I love you,
But if you wanna leave take good care
Hope you have a lot of nice things to wear
But just remember there's a lot of bad and beware

Oh baby baby it's a wild world
It's hard to get by just just upon a smile
Oh baby baby it's a wild world
I'll always remember you like a child girl

Wild World by Mr Big

Jumat, 07 Desember 2012

Tanpa Dirimu, Aku Bukan Diriku Yang Sekarang


Aku masih ingat benar hari itu, disaat aku berdiri monyongsong harapan baru didepanku. Kakiku melangkah mantap kedepan tanpa ragu, siap menghadapi apapun yang menungguku didunia baruku...


Hey, its me again! Illia. Tapi sekarang umurku 16 tahun lebih 3 bulan :) Yeah well.. Aku telah melalui ulang tahunku yang ke-16 beberapa bulan lalu dengan kegalauan tingkat dewa. The Worst Fucking Birthday, absolutely.

Entah mengapa aku mengetik ini semua, sudah lama sejak terakhir kali aku menulis diary seperti ini. Mungkin ini semua karena lagi-lagi aku (read: ingatanku) kembali terhempas ke semua masa laluku.

Well, tidak mungkin aku melupakan hari itu. Detik dimana aku mendapati diriku diterima di Sekolah Baruku. Sejak detik itu datang, aku tahu hidup baruku telah tiba.

Tidak akan ada lagi Illia yang terus ditindas dan selalu mengekor keputusan semua orang yang berkuasa.
Tidak akan ada lagi Illia yang terus menunduk dengan langkah gontai diseret sebisanya.
Tidak akan ada lagi Illia yang selalu menjadi secret admirer tanpa bisa mempublikasikan hubungannya dengan seorang laki-laki secara gamblang didepan publik. Tidak akan ada lagi Illia yang lama.

Yang ada hanya aku.

Illia yang baru. Dengan dunianya yang baru.
Hari demi hari aku berhasil mengubah semua keadaan sesuai dengan keinginanku. Keinginanku tidak neko-neko kan? Aku hanya ingin mengubah diriku menjadi lebih baik.
Aku hanya ingin dihargai.

Lalu salah satu pengisi hidupku yang pertama sempat datang, walah tidak terlalu lama. Bahkan kami tidak menjalin hubungan apapun. Dia hanya menyatakan perasaannya kepadaku disaat classmeeting sekolah. Dan beberapa hari kemudian dia mengatakan kalau itu semua hanya bercanda. Aku melupakannya.

Beberapa hari kemudian (yah, beberapa hari kemudian. Tidak sampai satu minggu), orang lain datang, menawarkan kebahagiaan. Menawarkan harapan tinggi. Dia mengatakan dia memiliki perasaan kepadaku, tapi dia sendiri bingung karena disisi lain dia sedang menjalin hubungan dengan seorang perempuan yang juga satu sekolah dengan kami berdua. Aku tidak ambil pusing, aku hanya mengatakan kepadanya biar waktu yang menjawab. Untuk sementara kami hanya berteman, hingga akhirnya dia mulai berkontak dengan Ibuku. Haha, dasar orang gila, bisa-bisanya dia berpikir Ibuku adalah orang yang mudah untuk dibujuk dan dirayu. Bahkan aku yang telah menjadi anaknya selama 15 tahun belum pernah sekalipun berhasil mengubah keputusan Ibuku hanya dengan kata-kata manis. Dan akhirnya singkat cerita dia mematahkan hatiku dengan cara mengatakan bahwa semua perasaannya kepadaku hanyalah sebatas kagum, sebenarnya tidak lebih dari itu. Dan lagi, dia juga tidak pernah mengatakan ingin jadi kekasihku (padahal aku ingat betul dia mengatakan hal itu kepadaku berulang kali!). Aku marah, dan aku tidak berbicara kepada dia selama beberapa bulan. Sampai akhirnya kami berbaikan dan menjadi sahabat sampai sekarang. Bahkan kami sering menjadikan masa lalu kami sebagai bahan ejekan satu sama lain di beberapa kesempatan lol.



How? I hope you like this one like my story in the past.
Chapter 2 akan segera aku publish secepatnya :)

Minggu, 09 September 2012

Hey! What's Up?

Hey! What’s up? 


Aku tahu harusnya aku tidak bersedih seperti ini sekarang. Tapi apa boleh buat? Hatiku memerintahkan sebaliknya.

Berkali-kali aku melirik jam di layar ponselku. 23 sekian. 23 sekian. 23 sekian...

Jam brengsek! Kapan kau menunjukan angka 12?!

23.54, ucapan pertamaku datang. Sahabatku menjadi orang pertama. Di satu sisi aku senang, tidak bisa kupungkiri. Mengingat dengan datangnya ucapan ini, itu menandakan hari baru telah datang bagiku. Aku sempat tertawa saat menyadari masih 6 menit lagi sebelum pergantian hari dan dia sudah mencuri start. Itu hal pertama yang membuat aku tertawa, dan yang kedua karena isi ucapannya. “HBD mami jeyek :D sampai bertemu besuk di Taman KB (Y)” ohh, God. Gimme a break!

Yang kedua adalah kakak perempuanku yang paling cantik (well, dia kakak kandungku satu-satunya. Jadi sudah pasti dia yang paling cantik)

Yang ketiga adalah sahabat perempuanku. Dia mengucapkan via pesan singkat di ponselku.

Okay, 3 ucapan pertama telah hadir dalam hidupku.

3 ucapan, yang sejujurnya datang bukan dari orang yang aku inginkan.

Sisanya, semua ucapan yang lain mengalir tanpa terlalu aku hiraukan.

“Ucapan dari seribu orangpun tidak akan berarti tanpa ucapan darimu.” Aku membatin sepanjang hari, setiap kali ada yang memberiku ucapan Selamat Ulang Tahun atau apalah terserah.

Bahkan belum ada 5 menit aku menginjakkan kakiku di Sekolah, dan sudah ada 3 ucapan yang aku terima dari adik-adik kelasku yang dengan baik hatinya mengucapkan secara langsung kepadaku.

Sepanjang hari ponselku berbunyi, bergetar dan berkedip tiada henti.

Hanya satu alasan yang membuat aku terus-menerus masih mau menengok ponselku (yang notabenenya sudah seperti diteror): aku menunggu namamu yang terpampang disana.

Bahkan sampai pulang pun aku tetap melirik berkali-kali ke LCD ponselku yang membuatku seperti pecundang kehilangan arah dan tidak mempunyai teman. Membuatku seperti orang kesepian yang tidak punya kerjaan, salah tingkah, dan melampiaskannya dengan cara berkali-kali membuka dan menutup ponselnya. Ini gila! Sejak kapan aku, seorang Illia, menurunkan harga diriku demi satu ucapan ulang tahun? Hah. Dunia sepertinya sudah membuat otakku gila.

Saat pulang, sahabat kelasku mengajakku ke kantin untuk menemaninya makan.

Aa aa aaa... no, dear. I know what’s your plan. I’ve known.

Saat sampai di bawah tangga, sahabatku dari OSIS juga melakukan hal yang sama.

“Ada pesan dari Mas Munir...” dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Well, pertamanya aku tidak curiga, tapi tidak lagi setelah dia mengatakan kalimat kedua, ketiga, keempat, etc.

Aku mulai merasa tidak aman. Aku segera keluar dari gerbang dan memutuskan menunggu sahabatku SMP di sana bersama dengan orang yang aku tahu pasti tidak akan setega itu untuk menjahiliku dengan barang-barang seperti tepung, telur dan lain-lain –adik kelasku.

Teman-temanku datang.

Salah satu berusaha mengamankan ponselku dengan cara berpura-pura meminjamnya untuk mencatat nomor ponsel.

“Biar aku bantu hafalkan saja. Tidak usah dicatat.” Aku menjawab polos. Sok pintar? Biar saja! Aku memang bisa menghafalkan nomor ponsel dengan mudah, kok.

Jangan kira aku bodoh, dear. Meminjam ponselku, lalu tepung akan melayang dari sekitarku ke arahku dengan spontan? No way.

Aku tidak menyangka di saat digit ke-9 diucapkan oleh sahabatku, ada gula halus yang dengan tanpa dosanya ditaburkan ke puncak kepalaku. Dan aku lebih merasa konyol saat aku ingat tadi aku ikut menyumbangkan gula halus ke temanku yang beralasan “nanti buat aku makan, mami. Bukan buat kamu kok tenang aja.” I feel so damn stupid right now!

Aku memutuskan pergi setelah beberapa detik sempat di tahan tanpa ampun di dalam gerbang. Astaga, aku tidak mungkin pergi ke restaurant fastfood dengan rupa seperti adonan-_-

Dan aku kembali percaya saat sahabatku yang lain menarikku, aku diminta untuk menemani dia menyeberang untuk membeli minum di seberang jalan. Okay, well, aku rasa itu bukan ide yang buruk. Jadi aku menurut saja.

Sebagai imbalan atas kepolosanku itu, satu bungkus minuman sukses membasahi badanku sebelah kiri.

Entah bagaimana, tapi yang aku ketahui saat aku sudah sampai di depan tulisan “SMK NEGERI 8 SEMARANG” bersama dengan temanku 11 RPL 3, aku sudah menjadi satu dengan tepung, air kran (atau mungkin comberan, entahlah), telur, dan es sirup. Dan lebih parah lagi, semua tersangka dalam perkara ini pergi entah kemana, meninggalkan si korban sendirian, menggigil, malu, bingung dan tidak memiliki baju ganti. Good job, guys!

Saat aku berada dalam perjalanan pulang, aku bersama dengan sahabat SMPku yang dengan setia menungguku dieksekusi oleh teman-teman sekelasku dan dengan polosnya berdiam diri sambil melihat ke arahku di sisi lain sekolahku tanpa melakukan apapun untuk membelaku.

Dengan keadaan seperti inipun aku masih memikirkanmu.

Andai saja saat semua orang berbuat iseng kepadaku tadi aku dapat melihat senyummu disana, tawaku pasti akan lebih lepas dari tadi...

Di restaurant fastfood, aku kembali menemukan surprizeku.

“Dia memang ganteng, manis kok. Tapi aku mau tanya deh, dia lagi deket sama cewek gak?”

“Yeah, sudah agak lama ini dia dekat sama satu perempuan. Tapi dia bilang mereka berdua gak ada hubungan lebih.”

“Kamu percaya dia gak pernah pacaran sama perempuan itu?”

Dan jantungku terasa seperti diberi alat pengejut. “Aku... percaya, karena apapun yang dia katakan selalu aku telan dan selalu aku percaya.”

“Aku sarankan kamu mulai sekarang jangan telan mentah-mentah semua omongannya dia. Masak baik-baik, baru kamu makan. Jangan langsung kamu telan. Karena dia hanya manis di omongan. Dia pintar berbicara sama lawan jenis.”

Bolehkah aku menangis sekarang? Kata-kata itu... entah mengapa... seperti menohok keras hatiku. Aku mencelos. Apakah... ini harapan palsu? Atau aku yang terlalu berharap? Entah. Aku tidak bisa berpikir detik itu juga. Rasanya seperti baru saja jatuh dari puncak menara Eiffle. Setelah memanjat dan melihat berjuta keindahan, kau harus jatuh dan merasakan sakitnya untuk merelakan keindahan itu pergi menjauh darimu.

Well, anggap saja ini kado terindahku untuk hari ini. Romantis, bukan? Menemukan kenyataan yang sejak dahulu aku cari di hari ulang tahunku. What a big surprize! :’)

Sampai malam aku tetap menunggu ucapan darinya. Nothing. Mama sudah memarahiku agar tidak tidur terlalu malam. Ngototpun percuma, aku memang sedang tidak enak badan malam ini.

Esok pagi aku membuka situs jejaring sosial, mencari siapa tahu ada ucapan yang aku tunggu. Dan sekali lagi aku menemukan kenyataanku.

Aku menulis catatan kecil di buku tulisku. Singkat, memang. Hanya berisi beberapa kalimat yang pernah kauucapkan padaku. Tapi membuat pelupukku seolah sedang mengalami badai parah.



“Aku tidak mengerti, kenapa semua orang selalu menangis karena cinta? Apa sih yang membuat mereka lemah? Hanya karena masalah laki-laki, hubungan, atau hal-hal sepele lainnya saja derai air mata tidak dapat dilawan? So weak.”

Itu yang aku katakan setahun lalu. Tapi sekarang, aku mengerti sebabnya.

Bahkan sampai saat inipun aku masih menunggu ucapan darimu. Tidak. Aku menunggumu.

Bolehkah hal itu aku lakukan?

Hah. Terkadang aku berpikir, siapa aku berani-beraninya menunggu seperti ini? Tapi aku sendiri tidak bisa lepas dari ini semua semudah itu. Semakin aku berusaha, semakin aku terjerat. Bahkan segala memory tentangmu masih terpampang jelas dalam otakku. Hari demi hari yang aku lalui denganmu. Setiap tempat terasa seperti memiliki kenangan tersendiri.

Aku tidak bisa memungkiri, aku merindukanmu. Aku tidak akan pernah lupa rasanya, bagaimana bisa benar-benar move on dari orang yang aku sayangi karena kau.

Dan kini, jujur aku takut. Saat kau mulai menghilang dari kehidupanku, aku takut perasaanku kepada dia kembali seperti dulu. Aku benar-benar ketakutan sekarang. Bisakah kau tetap berada disini, dear? Meskipun hanya ada, duduk manis terdiam, bersenda gurau, dan tidak menganggapku. Itu sudah lebih dari cukup. Melihat senyummu saja sudah lebih dari cukup.

::--------------------------::

“Kamu penasaran gak sih, Il? Lima tahun lagi kita jadi kayak gimana, ya?” kau menerawang.

Aku hanya membatinkan impianku. Membatin, sambil menatapmu, lalu tersenyum. Yah. Simpan impian itu baik-baik, Illia. Kau akan mengerti betapa besar kemungkinan tidak terwujudnya impian konyolmu itu saat lima tahun lagi datang.

::--------------------------::

“Hidup indah itu kayak Peter. :)” “Enak gimana coba? Ditusuk dari belakang sama temennya gitu-.-” “Indah tau! Terasa banget melankolisnya.” “Bukannya melankolis malah nyesek mulu ya bawaannya?” “Kenyesekanmu dihari ini akan membawa sebuah senyuman indah di esok hari.”

Dan kini aku hanya mengingat kalimat itu. Kalimat yang akan selalu aku ingat. Setiap kali aku menangis karenamu. Setiap kali aku merasa ada lubang besar dalam hatiku. Setiap kali aku tersadar akan ketiadaannya hadirmu disini. Setiap kali aku membutuhkanmu...

Aku percaya semua air mata ini akan membawa senyuman indah untukku diesok hari. Walaupun di kenyataan aku tidak pernah tersenyum diesok harinya.

::--------------------------::

“Saat kamu bertemu kegelapan, yakinlah kalau cahaya yang kau cari ada di dalam dirimu sendiri.”

Tengah malam. Sekitar satu dini hari. Aku mendengar kau mengatakannya, sambil melihat langsung kedalam mataku. Bagi orang mungkin ini konyol, yeah. Ini terdengar konyol, aku akui itu. Tapi aku selalu mengingat kata-kata itu saat aku merasa sendiri. Dengan mengubah beberapa kata didalamnya. Saat kamu merasa sendiri, yakinlah kalau orang yang kau cari dan kau inginkan ada didalam hatimu sendiri. Dan aku membayangkan kau ada disana, tersenyum padaku penuh arti. Dengan mata kirimu yang memiliki garis putih diagonal karena tersobek, membuatmu terlihat awesome.

::--------------------------::

I like the way you make me smile and laugh, baby. But now, I miss it so damn!

Aku suka caramu membuatku tertawa, membuatku tersenyum. Aku suka caramu mengacak rambutku dengan halus setiap kali kita bertemu. Aku suka caramu mengobrol denganku. Aku suka caramu mengendarai motor setiap kali bersamaku. Aku suka caramu melihat kedalam mataku. Lebih dari itu semua, aku menyukaimu.

Dan semakin lama aku memikirkan perkataan temanku, semakin aku tersadar. Yeah, sepertinya lebih baik setelah ini aku memikirkan kata-katamu sebelum aku mempercayainya. Mempercayai kata-katamu hanya membuatku semakin bangkit dengan harapan kosong sebagai pondasinya.

I look like a fool.

::--------------------------::

“Kamu penasaran gak sih, Il? Lima tahun lagi kita jadi kayak gimana, ya?” kau menerawang. Aku hanya membatinkan impianku. Aku sudah menjadi istrimu... Membatin, sambil menatapmu, lalu tersenyum.

-----

How? I hope you like this one :D well, saya memang sengaja membuat ini seakan-akan seperti mengenang hari ulang tahun saya saja. Karena saya juga menerbitkannya di Facebook, tapi hanya sampai di kalimat “itu yang aku katakan setahun lalu, tapi sekarang aku mengerti sebabnya”. Sisanya hanya saya terbitkan di sini. Saya tidak mungkin membuka perasaan secara blak-blakan. Apalagi ini perasaan abal-abal #siletmanasilet? >.<

Hanya sekedar info, saya menyelesaikan cerita ini dengan backsound “Saranghamnida” milik Astrid dan “Thinking of You” milik Katy Perry, mengingat saya sendiri sedang menjalin hubungan tanpa status dengan seorang laki-laki lain, tapi saya selalu memikirkan orang lain #slapped


Read and review, thanks :)

Kamis, 16 Agustus 2012

Taylor's NEW Album titled RED


TAYLOR'S NEW ALBUM, RED, SET FOR RELEASE ON OCTOBER 22ND

Taylor Swift’s highly-anticipated fourth studio album will be released worldwide on October 22nd, Taylor herself announced this evening during a live YouTube web chat with her fans.
Entitled Red, the album will be released on Big Machine Records and contains 16 tracks. After writing her last album (Speak Now) entirely by herself, for this record Taylor collaborated with several artists, producers, and songwriters she had always wanted to work with.
 
“For the last two years, I've been working on an album called Red,” Taylor says. “I called it Red because of the tumultuous, crazy adventures in love and loss that it chronicles. In my mind, when you experience love that's fast paced and out of control and mixes infatuation, jealousy, frustration, miscommunication, and all of those lovely emotions…in retrospect, it all looks red.”
 
The first single from Red, “We Are Never Ever Getting Back Together,” (written by Taylor Swift, Max Martin, Shellback) has already arrived at radio and will be available today at iTunes and Google Play, and beginning tomorrow worldwide at all digital retail outlets.
 
Album pre-sale dates will be announced in the coming weeks.

Dia dan Aku *sekuel dari chapter 1*


Daniel’s POV

Ya. Aku tolol karena hanya dapat mendekatimu sebagai teman. Aku tolol karena tidak dapat menyatakan perasaanku kepadamu. Aku tolol karena tidak dapat menjaga perasaanku kepadamu. Aku tolol karena aku melakukan itu semua.
“Well, okay Miss Clev, aku memang orang yang tolol.” Sahutku, membuat gerakan memasukkan tangan ke dalam saku.
“Mmh hmm.” Dua suku kata keluar darinya tanpa membuka mulut. Kepalanya mengangguk.
Aku mendengus kecil bersamaan dengan menunduknya kepalaku. Satu sudut mulutku membuat senyuman hampa. Senyuman kekalahan.
Hening.
Kelas sudah di depan kami. Aku mengambil tempat di pojok seperti biasa. Tempat yang sangat strategis untuk memperhatikannya setiap saat yang selalu duduk di tengah kelas.
Aku duduk dan memperhatikannya. Mungkinkah aku bermimpi untuk memiliki dia? Apa aku bisa memiliki hatinya yang sangat teramat susah untuk didapatkan? Apa aku bisa menjadi orang yang istimewa untuknya?
Ya. Aku memiliki dia sebagai seorang sahabat yang sejati.
Ya. Aku telah memiliki hatinya yang sangat susah untuk didapatkan walau hanya sebagai sahabat. Aku sangat beruntung dapat menjadi sahabatnya yang paling dekat.
Dan, once again. Ya. Aku sudah menjadi orang yang istimewa untuknya. Yaitu sahabat terbaik yang pernah dia miliki, aku harap.
Apa akan terus seperti ini? Melihat dia menderita, tapi tidak dapat memeluknya sebagai seorang kekasih dan hanya dapat menggenggam tangannya sebagai seorang teman?
Gadis manis, putih, dengan rambut sedikit bergelombang di beberapa tempat yang selalu membingkai wajahnya yang agak pucat, gadis idamanku yang tidak akan dapat aku miliki. Hey kau yang saat ini sedang kuperhatikan, apakah kau akan menjadi gadisku? Apa aku akan sempat mengatakan perasaanku kepadamu? Apa aku akan sempat memilikimu?
Sepertinya tidak.
“Hoy!” pundakku yang terasa seperti ditepuk oleh seseorang membuat segala lamunan harianku buyar dan kabur entah kemana. “Melamunkan hal yang sama lagi?” Chris terlihat mengikuti arah pandanganku tadi.
“Mmh hmm.” Aku hanya bergumam tidak jelas. Kepalaku mengangguk otomatis. “Mungkinkah...?”
“...aku dapat memilikinya?” Chris melanjutkan kalimatku dan mendesah. “Aku sudah lebih dari hafal dengan kalimatmu yang itu, Dan.” Dia memutar bola matanya.
Aku mendengus. Hah. Seputus-asa itukah aku?

Dia dan Aku *chapter 1*


FIRST CHAPTER

My POV

“Hey!” sapaan yang familiar datang dari belakangku. Sapaan yang tidak pernah mengejutkanku. Sapaan yang sudah biasa kudengar setiap pagi saat aku sampai di gerbang sekolah dan berjalan setelah sepuluh langkah. Selalu seperti ini.
Aku hanya menoleh dan tersenyum. Daniel. Orang yang selalu berada di sampingku apapun yang terjadi padaku. Sahabat setiaku sejak pertama kali kami bertemu bertahun-tahun yang lalu. Semua orang mengatakan kami adalah pasangan yang serasi, tapi aku tidak menggubrisnya. Aku menyayanginya, tapi hanya sebatas teman. Mungkin sahabat.
“Aku pikir kau tidak akan menyapaku pagi ini.” Aku memulai pembicaraan.
Alisnya langsung terangkat dengan tinggi seperti akan tertelan ke dalam lautan rambut hitam cepak itu. “Jangan pernah berpikir begitu. Aku akan selalu menyapamu setiap pagi untuk memberimu semangat.” Dia tersenyum. Senyum yang dapat meluluhkan hati semua perempuan, sebenarnya. Kecuali aku. Aku sudah biasa menghadapi senyumnya setiap pagi dan setiap saat dia didekatku. Senyum itulah salah satu alasanku untuk tetap bertahan berjuang melawan penyakit ini. Agar aku dapat selalu melihat sahabatku tersenyum untukku. “Kenapa kau memandangiku seperti itu? Ada yang salah dengan wajahku?” tanyanya sambil membuat gerakan membersihkan pipi.
Aku menggeleng. “Aku pikir kau marah karena kejadian kemarin malam. Aku minta—”
“Jangan katakan kata maaf lagi kepadaku. Kau tidak salah, aku tahu itu. Hanya saja kebiasaanmu mimisan kambuh di saat yang tidak tepat. Aku dapat mengerti.”
“Terima kasih.” Aku hanya dapat mengatakan itu.
“Juga jangan katakan kata itu lagi. Aku bosan mendengarnya darimu.” Dia menyentuh ujung hidungku pelan sambil tetap berjalan. Aku tertawa kecil.
“Ah ya. Terima kasih, terima kasih, terima kasih...”
“Aku tidak dengar... aku tidak dengar...” dia menutup kedua telinganya dengan jari sambil menutup matanya.
Aku tertawa lagi melihatnya bertingkah konyol seperti itu. Entah kenapa Daniel selalu bisa membuatku tertawa lepas dan lupa akan segala beban yang ada di pundakku.
Kami tertawa dan tersenyum selama perjalanan ke kelas. Dingin mulai merasuki tangan dan tengkukku karena salju yang bertambah lebat.
“Aku benar-benar tidak menyangka ada orang tolol yang mau menunggu di bawah salju selama empat jam lebih dan tidak marah meskipun tidak mendapatkan hasil apapun. Setolol itukah dirimu?” aku menatapnya penuh sekarang.
“Aku bukan tolol. Aku hanya terlalu baik kepada dirimu sehingga aku tidak dapat marah kepadamu hanya karena kau tidak dapat menepati janji kita untuk bertemu di taman.” Dia bersin.
“Kau flu?” dahiku berkerut dalam. Alis kiriku terangkat. “Dan kau tidak memakai syal? Astaga! Sekarang aku benar-benar yakin kau orang yang tolol.”

Senin, 02 Juli 2012

Taylor Swift Entertains Beauty Team

Taylor Swift loves "entertaining the crew" when she's sitting in the make-up chair.
The country musician's signature feminine look is created by make-up artist Lorrie Turk.
The beauty pro says Taylor loves to amuse those around her, even when she's preparing for a red carpet event.
"Whenever I'm doing her make-up, Taylor always seems to be the one entertaining the crew. Whether she's cracking jokes or just having a regular conversation with me she is by far one of the funniest people I have ever known!" she told InStyle.
"Taylor always comes prepared with a playlist, so when she's in the make-up chair, we're all listening to the music she's loving at the time."
Lorrie puts careful consideration into Taylor's beauty look before an event. She liaises with the stunning star's styling team to create the most appropriate look.
"A few days before a big event, I'll ask Taylor's stylist Joseph Cassell for a photo of the dress she plans to wear," she explained. "Along with that, I consider the particular award show or event she is attending and try to get an idea of whether the atmosphere is more casual or more formal that year."
Taylor's hairstylist Jemma Muradian is also involved in creating her gorgeous red carpet looks. Both Jemma and Lorrie will consider the overall look of the hair and make-up before deciding on the final style.
Lorrie says Taylor has to be comfortable with which direction they go in.
"Jemma and I will look at the picture of her dress and discuss the direction we'd like to take with the hair and make-up," Lorrie said. "She and I both have our own ideas, but we like to hear each other's opinions to really bring the look together. We then take our ideas to Taylor, and the ultimate decision is hers."

Selasa, 10 Januari 2012

Dia dan Aku (Summary)


SUMMARY

Hanya Tuhan yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Segala kunci yang aku butuhkan ada di tangan-Nya. Segala kebenaran di genggaman-Nya. Dan segala kejujuran yang aku sembunyikan suatu saat nanti akan terbongkar oleh-Nya.
Perkenalkan, aku hanyalah seorang gadis biasa berumur 15 tahun yang baru saja masuk ke salah satu SMA favorit di kotaku. Dan di sinilah ceritaku dengannya dimulai...
Aku tidak suka menyedot perhatian banyak orang, tapi aku suka menjadi anak yang aktif dalam kegiatan.
Untuk apa semua kegiatan itu?
Jawaban pertama jika pertanyaan itu disodorkan kepadaku, adalah untuk mengalihkan perhatianku dari hidupku yang mungkin tidak lama lagi akan berakhir.
Leukemia. Penyakit ganas yang cara penyembuhannya sangat rumit. Kemoteraphy berkali-kali hanya untuk menyambung nyawa beberapa hari. Aku benci melakukan ini. Hanya menghabiskan waktu yang sangat berharga bagiku. Ya, penyakit ini sekarang telah menjadi teman hidupku selama beberapa tahun terakhir.
Bagaimana bisa aku bertahan?
Satu pertanyaan yang rentan sekali terdengar. Hanya satu hal yang membuatku bertahan hidup. Aku ingin mencari makna kehidupan dan cinta.
Here I come, also here I finished...
Lets play!

Minggu, 08 Januari 2012

Ours by Taylor Swift


Elevator buttons in morning air
Strangers’ silence makes me want to take the stairs
If you were here we’d laugh about their vacant stares
But right now my time is theirs
Seems like there’s always someone who disapproves
They’ll judge it like they know about me and you
And the verdict comes from those with nothing else to do
The jury’s out, my choice is you
So don’t you worry your pretty little mind
People throw rocks at things that shine
And life makes love look hard
The stakes are high, the water’s rough
But this love is ours
You never know what people have up their sleeves
Ghosts from your past gonna jump out at me
Lurking in the shadows with their lip gloss smiles
But I don’t care ’cause right now you’re mine
And you’ll say
Don’t you worry your pretty little mind
People throw rocks at things that shine
And life makes love look hard
The stakes are high, the water’s rough
But this love is ours
And it’s not theirs to speculate
If it’s wrong and
Your hands are tough
But they are where mine belong and
I’ll fight that doubt and give you faith
With this song for you
‘Cause I love the gap between your teeth
And I love the riddles that you speak
And any snide remarks from my father about your tattoos will be ignored
‘Cause my heart is yours
So don’t you worry your pretty little mind
People throw rocks at things that shine
And life makes love look hard
Don’t you worry your pretty little mind
People throw rocks at things that shine
But they can’t take what’s ours
They can’t take what’s ours
The stakes are high, the water’s rough
But this love is ours



click here to download --> http://www.4shared.com/mp3/yhxEOtEQ/taylor_swift-ours.html

Rabu, 04 Januari 2012

Puisi Indah Si Gadis Kecil

Mereka semua berdatangan
Mereka mencoba membuatku tertawa
Mereka mengajakku bermain
Sebagian bermain untuk bersenang-senang
dan sebagian untuk dikenang
Dan kemudian mereka pergi meninggalkan aku di tengah reruntuhan permainan
Tanpa tahu yang mana harus dikenang dan
Yang mana untuk sekedar bersenang-senang dan
Meninggalkan aku dengan gema dari
Tawa yang bukan milikku

Lalu, kau datang
Dengan caramu yang lucu
Tidak seperti orang lain
Dan kau membuatku menangis
Dan tampaknya kau tidak peduli meski aku menangis
Kau bilang permainan sudah selesai
Dan menunggu
Sampai seluruh air mataku berubah menjadi
Kegembiraan


Puisi ini tentu bukan milikku. Author hanya menyadurnya dari buku yang author baca. Apa kalian pernah membaca buku milik Torey Hayden yang berjudul "Sheila: Kenangan yang Hilang"? Disanalah author menemukan puisi ini:)
Buku Torey yang author baca, setahu author merupakan sebuah sekuel dari novel Torey sebelumnya yang berjudul "Sheila: Luka Hati Seorang Gadis Kecil", sudah di translatekan ke dalam 23 bahasa untuk disebarkan ke seluruh dunia!

Pengenalan Tentang Web Dasar (Sekuel)


Langsung saja.. silahkan dibaca ;)
B. Penyunting Text


Berikut ini berbagai macam tag yang dapat digunakan untuk penyuntingan teks.

  1. Heading
  2. Garis horizontal
  3. Teks miring
  4. Teks tebal
  5. Teks dengan garis bawah
  6. Center
  7. Paragraf
  8. Alignment (Rata kiri, tengah, kanan, justifikasi)
  9. Jenis huruf
  10. Superscripts
  11. Subscripts
  12. List/daftar



Penjelasannya :

  1. Heading
    Fungsi : untuk membuat/memilih ukuran teks, umumnya untuk judul karena ukurannya yang besar.
    Sintaks :
    <H1> … </H1>,
    <H2> … </H2>,
    <H3> … </H3>, s/d
    <H6> … </H6>

    Ket : Semakin besar angka 1 s/d 6 maka semakin kecil ukuran hurufnya.
    Contoh :
    <HTML>
    <HEAD>
    <TITLE>Penyuntingan teks dengan Heading</TITLE>
    </HEAD>
    <BODY>
    <H1>Teks ini ditulis dengan H1</H1>
    <H2>Teks ini ditulis dengan H2</H2>
    </BODY>
    </HTML>
    Coba hasilnya Anda lihat di browser, selanjutnya bandingkan apabila digunakan <H3>…</H3>, <H4>…</H4>, dst.
  2. Garis horizontal
    Fungsi : membuat garis horizontal penuh pada layar/halaman web
    Sintaks  :
    <HR>
    Contoh :
    <HTML>
    <HEAD>
    <TITLE>Garis Horizontal</TITLE>
    </HEAD>
    <BODY>
    <H1>Di bawah tulisan ini ada garis horizontal</H1>
    <HR>
    </BODY>
    </HTML>

    Ket : Penulisan <HR> bisa terletak dibawah suatu teks atau di sampingnya.

    Contoh :
    <HTML>
    <HEAD>
    <TITLE>Penyuntingan teks dengan Heading</TITLE>
    </HEAD>
    <BODY>
    <H1>Di bawah tulisan ini ada garis horizontal</H1><HR>
    </BODY>
    </HTML>

    Coba Anda bandingkan apakah kedua contoh di atas ada bedanya?
  3. Teks miring (Italic)
    Sintaks :
    <I> … </I>
    Contoh :
    <HTML>
    <HEAD>
    <TITLE>Penyuntingan teks dengan italic</TITLE>
    </HEAD>
    <BODY>
    <H1><I>Teks ini ditulis dengan H1 dan miring</I></H1>
    </BODY>
    </HTML>
  4. Teks tebal (bold)
    Sintaks : <B> … </B>
    Contoh :
    <HTML>
    <HEAD>
    <TITLE>Penyuntingan teks dengan bold</TITLE>
    </HEAD>
    <BODY>
    <H1><B>Teks ini ditulis dengan H1 dan bold</B></H1>
    </BODY>
    </HTML>

    Apabila diinginkan suatu teks miring dan tebal, perhatikan penulisan berikut ini.

    <HTML>
    <HEAD>
    <TITLE>Penyuntingan teks dengan italic dan bold</TITLE>
    </HEAD>
    <BODY>
    <H1><I><B>Teks ini ditulis dengan H1, miring dan tebal
    </B></I></H1>
    </BODY>
    </HTML>
    Penulisan <I>, <B>  dan </I>, </B> bisa dibolak-balik, misalnya
    <I><B>Teks ini ditulis dengan H1, miring dan tebal </B></I>
    atau
    <B><I>Teks ini ditulis dengan H1, miring dan tebal </I></B>
    atau
    <I><B>Teks ini ditulis dengan H1, miring dan tebal </I></B>
    atau
    <B><I>Teks ini ditulis dengan H1, miring dan tebal </B></I>

See ya at the next post ;)

Pengenalan Tentang HTML (sekuel)

Yakk! Disini author akan membahaskan lebih mendalam tentang web dan HTML :)
mungkin akan ada teori yang sama yaa? Author emang sengaja biarkan seperti itu supaya readers lebih paham :)
Cekidott!

HYPERTEXT MARKUP LANGUAGE (HTML)

Di dalam desain web, tidak akan bisa lepas dengan yang namanya HTML (Hypertext Markup Language). Apa itu HTML?
HTML adalah bahasa standar yang digunakan untuk menyusun/membangun suatu halaman web.
Meskipun telah muncul software-software yang dapat digunakan untuk membangun suatu halaman web tanpa susah-susah memperhatikan struktur HTML-nya, tidak ada salahnya kalau HTML itu sendiri dipelajari.
Manfaat yang diperoleh apabila mempelajari HTML selain mampu membangun halaman web, juga dapat dikembangkan untuk pemrograman web. Pemrograman web akan selalu terkait dengan HTML tersebut.
Pemrograman web biasanya dikembangkan untuk membangun web yang dinamis.
Setiap homepage yang dikunjungi, pasti bisa dijumpai HTML-nya yang selanjutnya disebut SOURCE.


A. Struktur HTML
Bahasa HTML (tag) dapat ditulis/dibuat melalui berbagai macam word editor, misalnya Notepad, Wordpad, PHP Designer 2005, dll.
Tag-tag tersebut dapat dituliskan dengan huruf besar ataupun huruf kecil. Setelah tag HTML ditulis dengan menggunakan Notepad atau word editor yang lain, simpanlah file tersebut dengan format file nama_file.htm atau nama_file.html
Sebagai contoh, file HTML tersebut disimpan dengan nama index.htm atau index.html
Adapun struktur HTML adalah sbb:
     <HTML>
<HEAD>
<META>
<TITLE> … </TITLE>
</HEAD>
<BODY>

</BODY>
</HTML>

Keterangan:
  • Tag HTML secara default dimulai dari <HTML> dan diakhiri dengan </HTML>.
  • Tag <HEAD> … </HEAD> merupakan tag kepala sebelum badan. Tag kepala ini akan terlebih dulu dieksekusi sebelum tag badan. Di dalam tag ini berisi tag <META> dan <TITLE>. Tag <META> merupakan informasi atau header suatu dokumen HTML. Atribut yang dimiliki oleh tag ini antara lain:
  1. HTTP_EQUIV, atribut ini berfungsi untuk menampilkan dokumen HTML secara otomatis dalam jangka waktu tertentu.
  2. CONTENT, atribut ini berisi informasi tentang isi document HTML yang akan dipanggil.
  3. NAME, atribut ini merupakan identifikasi dari meta itu sendiri.
Tag <META> dalam suatu document HTML boleh ada maupun tidak.
Sedangkan tag <TITLE> … </TITLE> adalah tag judul. Sebaiknya setiap halaman web memiliki judul, dan judul tersebut dituliskan di dalam <TITLE> … </TITLE>.
Judul ini akan muncul dalam titlebar dari browser.
Sedangkan tag <BODY> … </BODY> adalah tag berisi content dari suatu halaman
web.
Setelah tag tersebut di atas ditulis, simpan dalam format .htm atau .html (misal index.htm) akan tetapi terlebih dahulu ubah Save as type ke dalam All Files.
Kemudian tentukan letak direktori mana file tersebut akan disimpan, selanjutnya klik Save.
Selanjutnya document HTML tersebut dipanggil dengan browser untuk melihat hasilnya.
Dari tampilan pada browser di atas, dapat terlihat bahwa apa yang ditulis pada <TITLE> … </TITLE> akan muncul pada titlebar browser dan apa yang ditulis pada <BODY> … </BODY> akan muncul pada halaman web.
Untuk selanjutnya, kita hanya akan memperhatikan tag-tag yang ada di dalam <BODY> … </BODY> karena bentuk tampilan/desain web tergantung pada tag yang ditulis di dalam <BODY> … </BODY>.



See ya at the next post ;)

Pengenalan tentang Web Dasar

Topik 1: Format Halaman Web (index.htm)

Sebuah halaman web mempunyai beberapa baris perintah yang berfungsi sebagai penentu format halaman, berikut adalah contoh baris perintah dasar:

<html>
  <head>
  <title>Judul Halaman Web</title>
  <style type="text/css">
  </style>
  </head>
  <body>
  <main>
  </main>
  </body>
</html>

Keterangan:
Baris perintah
<html>
digunakan untuk memberitahukan browser bahwa halaman tersebut adalah halaman web.

Baris perintah
<head>
digunakan untuk menentukan bahwa bagian tersebut adalah kop halaman web.

Baris perintah
<title>
digunakan untuk menentukan judul untuk halaman tersebut.

Baris perintah
<style>
digunakan untuk menentukan tampilan (jenis font dan warna) naskah.

Baris perintah
<body>
digunakan untuk menentukan baris badan halaman web.

Baris perintah
<main>
digunakan setelah baris perintah <body> guna membedakan baris pada halaman web.

Untuk mengakhiri baris perintah, gunakan tanda "/" diikuti dengan perintah yang hendak diakhiri.
contoh:
<body>Isi kalimat</body>

Heading 1
Baris ini adalah sebuah alinea. Baris alinea dalam halaman web tidak ditandai dengan posisi awal alinea yang menjorok ke dalam. Untuk memulai alinea baru, gunakan perintah :
<p>
di awal baris.

Untuk mengatur posisi alinea, gunakan perintah :
<p align = "posisi">
Pada kata posisi, gantikan dengan salah satu perintah berikut :
left
,
right
,
center
, atau
justify
.



Heading 2

Untuk mengganti baris tanpa membuat sebuah alinea baru, gunakan perintah :
<br>
Baris ini adalah contoh penggunaan perintah <br>; yaitu sebuah baris baru dari alinea sebelumnya..





yapp! Lanjutannya akan author posting setelah yang satu ini ;)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More