About Me

Thesalonika Olga Valitha Briliane | 23 y.o | Indonesian | Swiftie | @__tukangmaido | Love Green, Like Mango | Jesus Christ

Kamis, 04 Agustus 2011

Adek Kelas? Gak Banget Deh! (part4)

Chapter3:
Rinta memarkir mobilnya di seberang café itu. Saat akan menyeberang, tidak lupa dia menengok ke kanan dan kiri. Dia tidak ingin kejadian yang terulang dan menimpa dua orang yang berbeda.
Kakinya telah menginjak pintu masuk café sekarang. Entah kenapa hatinya seperti diremas-remas oleh seekor gorilla yang sedang mengamuk. Disinilah dia membeberkan semua kebusukan mantan pacarnya. Dan sejak hari itu dia sudah tidak menginjakkan kakinya di café ini sampai hari ini sahabatnya memintanya datang ke sana.
Situasi sekarang tentunya berbeda dari beberapa waktu yang lalu. Dulu dia datang saat langit masih membiaskan cahaya matahari. Sekarang dia datang saat bulan sudah menampakkan sosoknya terang-terangan. Dulu dia datang dengan seseorang. Tapi sekarang orang yang mengajaknya kemari mungkin masih tidur di rumahnya pasca pulang dari rumah sakit. Dulu dia kemari mengenakan seragam OSIS. Sekarang dia mengenakan ‘seragam pergi’.
Hotpans. Kaos. Jamper. Topi. Sneakers.
Itulah seragam kebanggaannya.
Rinta mengambil nafas dalam sebelum akhirnya melangkah masuk dengan tegak. Kepalanya celingukan mencari wajah seseorang yang harusnya sudah berada di sini sejak 30 menit yang lalu.
‘Rin!’ suara Nila merambat secara sukses menuju Rinta. Rinta menoleh ke sumber suara. Di sana sudah ada Nila yang sekarang melambai-lambai kelewat antusias di tempat duduknya. Rinta hanya memberi isyarat dia mengerti dan segera melangkah menuju ke sana.
‘Katanya lo sama temen lo? Mana anaknya?’ Rinta kembali celingukan melihat ke sekitar sana untuk mencari sosok yang bahkan tidak diketahui olehnya.
‘Ehh… dia lagi terima telpon di toilet. Bentar lagi paling juga balik kok.’ Nila mengibaskan tangannya dan tersenyum.
Rinta segera memesan makanan dan minuman ke waiters terdekat.
‘Abis ini mau main kemana? Gramedia aja yuuk!’ Rinta langsung merengek sebelum Nila menjawab.
‘Abis ini… kita gak main kok.’ Nila terlihat sedikit gugup sekarang. ‘Tapi kalo lo mau boleh juga sih!’ sambung Nila secepat mungkin setelah melihat perubahan ekspresi di wajah Rinta.
Rinta hanya mengangkat jempol kanannya sebagai jawaban dan langsung mengambil ponselnya di kantong jaketnya.
Twitter for iPhone » update tweet.
‘@ WS with my besties @nilaramadhani’
Ada tiga mentions baru setelah Rinta memposting tweet terakhirnya.
Nila FOV
Nila hanya melihat sahabatnya cekikikan di hadapannya tanpa mengatakan apapun. Dia sadar akan tindakannya mempertemukan dua orang ini. Tapi dia hanya ingin yang terbaik untuk sahabat terbaiknya. Dia hanya ingin Rinta menegaskan status mereka. Dan sedikit berharap mereka bisa kembali seperti dulu.
Nila menghitung detik demi detik yang berlalu. Satu detik berlalu. Satu langkah menuju perang dunia ketiga.
Aku tahu aku salah melakukan ini semua. Aku tahu harusnya tadi aku tidak menyetujui tawarannya. Tapi menurutku inilah yang terbaik. Ya, aku akan ada di sini jika Rinta meledak nanti.
Rinta FOV
‘La! Lo gak makan?’ Rinta bertanya kepada sahabatnya yang sekarang menerawang jauh entah kemana. Kentang mayonaise yang dipesan Rinta sudah datang, tapi kenapa di depan Nila sekarang tidak ada makanan ataupun minuman sama sekali?
Nila tetap diam
‘La? Nila? Nil? Nila? Sst! Woy!’ Rinta membuat gerakan mengusap di depan muka Nila dan sesekali menjentikkan jarinya di sana.
‘Ah? Eh? Napa? Oh! Iya makan aja.’ Nila menjawab pertanyaan yang tidak pernah ada.
‘Yaelah ditanya apa jawab apa.’ Rinta menipiskan bibirnya dan mulai menusuk-nusukkan kentangnya ke mangkok mayonaise dengan sadis.
‘Maaf, Rin. Gue lagi gak konsen.’ Nila terkekeh.
‘Hey! Maaf tadi bikin nunggu lama.’ Sapa seseorang yang sekarang menghampiri mereka lewat punggung Rinta.
Rinta yang semula sedang mengunyah kurang lebih tiga kentang di mulutnya sekarang tersedak.

0 suara netizen:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More