About Me

Thesalonika Olga Valitha Briliane | 23 y.o | Indonesian | Swiftie | @__tukangmaido | Love Green, Like Mango | Jesus Christ

Senin, 03 November 2014

Tanpa Dirimu, Aku Bukan Diriku Yang Sekarang Chapter 8



Taylor Swift – You’re Not Sorry

All this time I was wasting
Hoping you would come around

Ketika kau telah dicintai dan mencintai sedemikian rupa, rasa cinta itu akan terus membekas di dalam dirimu. Ketika rasa sakit dan luka telah ditancapkan ke dalam hatimu, luka itu tidak akan pernah hilang. Yang dapat kau lakukan hanyalah berusaha merawatnya agar cepat sembuh dan menutup bekasnya.

Tapi terkadang ada luka yang kecil dan luka yang besar. Terkadang ada luka yang dangkal dan luka yang sampai mengeluarkan darah tiada henti. Ada.

Luka yang dalam. Luka yang menimbulkan sebuah lubang hitam di tempat luka itu tercipta. Lubang yang tidak akan pernah hilang. Tidak akan pernah tertutup.

I’ve been giving out chances everytime
But all you do is let me down

Luka yang kau buat, mulai dari yang terkecil hingga tiada terkira, semuanya masih berbekas. Menimbulkan pesakitan yang tidak mungkin dapat aku perlihatkan ke permukaan. Membuat aku terus bergerak dengan tertatih meskipun aku berhasil menyamarkannya. Mulai dari yang terkecil. Dan digores lagi. Dan digores lagi. Dan lagi. Membuat setiap partikel pertahanan yang telah aku susun menjadi tidak bermakna dan terkoyak.

And it’s taking me this long, baby
But I figured you out

Di hari-hari terakhir aku menjalin hubungan denganmu, sekitar bulan April tahun 2012, setiap hari terasa seperti menggoreskan satu kenangan. Dan akhirnya semua kenangan pahit itu telah berhasil aku tutup dan aku simpan di sudut. Semua kepingan telah aku bereskan dan aku tutup rapat bersama dengan semua rasa janggal itu. Semua rasa yang tidak pernah aku bayangkan dapat aku miliki ketika aku bersamamu.

And you’re thinking we’ll be fine again
But not this time around

Kau memang seperti Lucifer. Kejam. Arogan. Selalu mendapatkan apa yang kau inginkan.

You don’t have to call anymore
I won’t pick up the phone
This is the last straw
Don’t wanna hurt anymore

Aku berhasil keluar dari kerajaanmu. Aku berhasil kabur. Dengan menyamar dan bersembunyi. Aku menutup semua celah yang ada dan mengurung diri di dalam penjaraku sendiri. Menutup semua kemungkinan aku akan tersakiti lagi. Tidak pernah memberi mereka kesempatan untuk menyakitiku barang segores.

Setiap pagi aku terbangun dengan jeritan sangkakala dari dalam diri Lucifer dan tertidur dengan ninabobo dari shinigami (read: dewa kematian). Hidupku seperti orang yang tidak ingin melihat dunia. Seperti anak kecil yang tidak pernah mengerti bagaimana nikmatnya lollipop dan es krim. Seperti orang yang tidak pernah kehausan dan tidak mengerti betapa nikmatnya air pegunungan. Seperti wanita yang tidak pernah mengerti rasa dilindungi dan dikhawatirkan.

And you can tell me that you’re sorry
But I don’t believe you baby
Like I did before

Kesendirian seperti menjadi sahabat terdekatku. Aku menyukai kesendirian dan mulai terbiasa dengannya.

You’re not sorry, oh no

Hingga akhirnya aku mencoba untuk membuka mataku. Mencoba untuk meninggalkan malam dan menyambut datangnya siang.

Looking so innocent
I might believe you if I didn’t know

Tapi yang aku dapati justru rasa kosong yang bahkan lebih parah daripada kesendirian. Tidak. Aku telah terbiasa dengan kesendirian sampai akhirnya aku tidak bisa menerima orang lain. Aku tidak bisa merelakan ketika kesendirian pergi meninggalkanku.

Komitmen membuatku takut. Jatuh ke pelukan sang Raja dan terbius oleh matanya yang menatap tajam? Lalu mendapati senyum sinisnya mengembang dan dia lepaskan pelukannya. Membuatku jatuh dalam jurang tanpa dasar.

Could’ve loved you all my life
If you hadn’t left me waiting in the cold

Brengsek.

Apa sebenarnya yang kalian inginkan dariku? Bahkan ketika asaku telah padam kalian kembali membakarnya. Tapi ketika ia kembali menyala kalian menyiramkan air ke atasnya dan membuat asaku memdesis kesakitan. Tidak. Aku tidak akan kembali membuka semua celah itu. Aku telah cukup mengerti bagaimana kebersamaan dapat sebegitu menyakitkan. Trauma? Tak dapat dipungkiri itulah istilah yang tepat.

And you got your share of secrets
And I’m tired of being last to know

Apa yang kau inginkan sayang? Membuatku hancur tanpa ampun? Sampai sekecil apa? Sampai kepingan dari setiap kenangan itu pun musnah tertelan kegelapan?

And now you’re asking me to listen
Cause it worked each time before

Hari demi hari pecut yang kau cambukkan kepadaku semakin terasa menyakitkan. Membuatku semakin buta dan liar untuk terus berlari tanpa tujuan. Berlari. Terus. Tanpa henti. Sama seperti dulu. Menutup mata, hati dan pikiranku dari apapun yang mungkin bisa membuat luka itu kembali berdarah.

You had me crawling for you honey

Ninabobo dari shinigami mulai terdengar. Semakin malam semakin memilukan.

And it never would’ve gone away, no

Suara seorang anak terdengar dari lubuk hati yang paling dalam. Gadis yang mendambakan belaian kasih sayang. Kasih sayang yang tulus, yang tidak mengharapkan apapun. Karena dia sudah tidak memiliki apapun lagi untuk diberikan kepada mereka yang mengharap imbalan.

You used to shine so bright

Hatinya telah hancur dan tersapu bersama dengan kepahitan. Lututnya tertekuk dengan rapuh. Seakan satu tepukan dan dia akan gugur.

But I watched all of it fade

Matanya menerawang kosong seperti tanpa warna. Binarnya yang dahulu telah hilang digantikan dengan guratan luka. Gadis yang terluka. Gadis yang mengharapkan kasih sayang tanpa imbalan.

There’s nothing left to beg for

Gadis yang menjadi pengumbar kata sayang. Menipu semua orang yang memberikan hati mereka sebagai tumbal. Si kupu-kupu malam.


But you’re not sorry..

0 suara netizen:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More