About Me

Thesalonika Olga Valitha Briliane | 23 y.o | Indonesian | Swiftie | @__tukangmaido | Love Green, Like Mango | Jesus Christ

Minggu, 13 Oktober 2013

When It Was You *ch 1


Pernah merasakan rasanya mencintai? Atau mungkin ketika kau berada di dalam pelukan erat seseorang yang sangat kau cintai? Yang selalu mengisi relung hatimu siang dan malam, yang selalu mengisi pikiranmu tentang dia, yang selalu mengisi harimu dengan senyuman...

Tapi pernahkah kalian merasakan rasanya mencintai orang yang mencintai orang lain? Ketika kau ingin memeluknya meskipun hanya sedetik dalam hidupmu. Atau mungkin merasakan dia berada disisimu, menggenggam tanganmu dengan erat seolah mengatakan "Everything's will be alright. I'm here." dan tersenyum penuh makna. Ketika kau menangis di pojok kamar, lalu tiba-tiba dia meneleponmu dan mengatakan "Jangan menangis. Aku disini." atau bahkan ketika air matamu membanjir, tiba-tiba dia ada di depan pintu rumahmu, menghapus air matamu dari pipimu dan memelukmu, menenangkanmu. Atau ketika di sekolah dia berpapasan denganmu dan menyapamu dengan senyumnya. Tapi tiba-tiba ketika kau mengkhayalkan itu semua, kenyataan membuat semua impianmu luluh lantah. Menjadi puing-puing kepahitan yang tidak akan bisa terlihat indah dari sisi manapun. Ketika kau ingin merasakan sebuah kecupan hangat di keningmu, tapi yang kau temui dalam kenyataan adalah dia meninggalkanmu bersama orang lain.

Pernah?

Sakit? Entah. Hatiku seperti mati rasa. Sungguh. Di detik pertama aku merasakan kesakitan yang luar biasa. Seperti jantungku seolah dicabut dari tempatnya. Tapi di detik berikutnya aku merasakan seperti mayat hidup. Aku menjalani kehidupanku, tapi aku tidak merasakannya.

Di detik pertama dia menyapaku, di aula sekolah ketika ada acara buka bersama tahun 2012 lalu. Aku bahkan tidak bisa melupakannya sedikitpun, moment dimana semua hidupku berputar. Dia menggodaku dan aku hanya tertawa kecil, berusaha menutupi wajahku yang terasa memanas. Setelah itu hari-hariku diisi dengan dirinya. Rasanya berbeda. Tidak seperti dekat dengan laki-laki pada umumnya. Dia membuat segalanya terasa berbeda.

Tapi beberapa hari semenjak kami dekat, kenyataan tetap menunjukan sisi kejamnya kepadaku. Aku melihat dia di parkiran sekolah, duduk di atas motor saat pulang sekolah. Posisinya membelakangiku, tapi di depannya ada seorang gadis, cantik, batinku. Aku melihat badge-nya. Berwarna orange dan bercawang tiga. Aku terdiam. Di dalam hati yang paling dalam aku berharap laki-laki itu bukan orang yang aku kenal. Tapi tiba-tiba laki-laki itu menoleh, dan hatiku terkoyak. Aku hanya tersenyum dan pergi dari situ secepatnya. Berusaha positive thinking, itu sifat alamiku sejak dulu.

Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, tapi aku putuskan untuk tidak membalas pesannya seharian.

"Mbak Olga marah sama aku?"
"Enggak."
"Lah itu dari kemarin smsku gak dibales -.-"
"Lagi males."
"Cemburu yaa? Cieeh :v"
Aku hanya diam. Apa benar ini namanya cemburu?

Yang semula aku sudah mulai tenang, aku telah melupakan kejadian itu, dan aku kembali dekat dengannya, aku kembali menyadari keadaan yang memojokkanku. Semua orang yang mengatakan padaku bahwa memang dia pacarmu. And then, you said that you loved me when you've had a girlfriend? Apalagi setelah ini, Tuhan? Pacarnya ada tiga? Atau aku ternyata hanya dijadikan bahan taruhan? Atau apa? Damn.

Sisi nakalku mulai bangkit. Okay, dear... if you want to play, let's play. But I want to be a player here.

Hanya sedikit bermain, dan beberapa hari lagi aku akan pergi. Menurutku itu cukup adil. Dan rencanaku terlaksana.

Dan segalanya berakhir.

Itulah pertemuan pertamaku dengannya. Orang yang kini benar-benar tidak bisa aku tinggalkan. Orang yang membuat hari-hariku kelabu, tapi tetap bergantung pada setitik cahaya. Cahaya yang aku harapkan dapat dibiaskan menjadi warna-warna kehidupan. Aku harap kau dapat melakukannya lagi seperti dulu. Ketika hatimu masih menjadi milikku. Ketika aku masih bersamamu. Ketika yang ada hanya canda tawa dan senyuman. Ketika yang ada hanya rasa nyaman dan saling percaya, saling meyakinkan. Ketika belum ada air mata...

0 suara netizen:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More