About Me

Thesalonika Olga Valitha Briliane | 23 y.o | Indonesian | Swiftie | @__tukangmaido | Love Green, Like Mango | Jesus Christ

Rabu, 27 Juli 2011

Adek Kelas? Gak Banget deh! (Prolog + part1)

Prolog:
P/P : yapp ini adalah chapter pertama di dalam cerita, bisa dibilang chapter ini yang menentukan kalian akan tertarik atau tidak membaca cerita ini sampai berlanjut dan sampai akhir. Aku berani bertaruh kalian menggerutu tentang cerita ini, karena cerita ini terlalu biasa dan tata bahasanya hancur leburrr. Maklumilah aku =.=v ini novel pertamaku :) langsung aja cekidott! (FOV=Focus On View)
Have fun and read please.

Rinta FOV

‘Teriyaki 2, milk shake chocolate 1, sama yang vannila 1.’
‘Tunggu sebentar ya, mas?’ waitress itu tersenyum bosan dan undur diri.
Andika hanya mengangguk sebagai jawaban.
‘Tau aja gue sukanya vannila?’
‘Taulah! Emang kita makan bareng baru satu dua kali apa?’
‘Hmm emang kita makan bareng sesering itu ya, Ka?’ Rinta menerawang, berusaha mengingat saat pertama kali dia makan bersama Andika, hanya berdua.
‘Yah, paling nggak kita makan barengnya gak sesering kita bernapas.’ Andika menjawab asal. Rinta hanya melirik sebal, dan Andika menjawab lirikan tersebut dengan mengangkat alisnya sekaligus kedua tangannya, tangan kanannya menggenggam ponsel, nyengir.
‘Jayus tau gak sih lo!’ Rinta hanya menghela nafas lalu melanjutkan terawangannya.
Mereka duduk dalam diam. Bahkan keramaian café tidak dapat memecahkan kediaman mereka. Rinta mulai mencari pusat perhatiannya. Dia mengedarkan pandangannya. Dan dia mulai tertarik memperhatikan segerombolan laki-laki keren yang baru saja lewat. Sepertinya mereka anak SMA, terlihat dari celana abu-abu mereka. Sementara Andika sudah mengeluarkan ponselnya sejak tadi. Siap membalas semua sms. Langsung saja bola matanya memutar terang-terangan saat membuka SMS pertama. Rinta menyadarinya, dan mulai menggodanya.
‘Fans lo yang mana lagi nih?’ Rinta nyengir jail.
‘Tau nih, anak kelas 7 deh kayaknya. Nomernya gak dikenal. Abaikan. Terus yang ini, bahasa smsnya alay, ogah ah. Abaikan. Yang satunya sms, iiih jijay gue!’ Andika memberi ekspresi konyol bercampur jijik. Terlihat langsung dia menghapus sms itu ‘Hm, yang ini lumayan, tapi…’ Andika terus mengeluh tentang sms yang dia dapat, Rinta hanya mendengarkan Andika sambil melihat ekspresinya. Ekspresi Andika selalu lucu jika membaca sms-gak-penting-dari-perempuan-perempuan-gak-dikenal yang membuatnya risih. Tapi setidaknya ponsel miliknya tidak pernah sepi. Rinta hanya melihat wajah Andika. Dia tersenyum geli. Baru dia sadari mata Andika berwarna coklat cerah. Seakan ditakdirkan yang empunya mata harus membuat orang disekelilingnya terhibur. Dan baru dia sadari, dia selalu bisa tersenyum jika ada di sekitar lelaki jangkung seberangnya ini. (kemana saja dia selama ini?).
‘Woy!’ Rinta tersadar dari lamunannya. Tulang punggungnya refleks menegakkannya.
‘Yee bocah! Diajakin ngomong juga!’ Andika menekuk wajahnya. Melihat Rinta sebal. Meskipun begitu bibirnya tidak bisa berbohong. Sudut bibirnya melengkung kecil ke atas menyadari Rinta melihat ke arahnya sejak tadi.
‘Bocah? Sembarangan aja! Yang kakak kelas gue napa yang manggil bocah elo? Dasar bocah!’ Rinta memeletkan lidahnya jahil seperti anak kecil, dan menghempaskan punggungnya ke senderan kursi. Andika hanya menggeleng geli, nyengir lebar dan ikut bersender di kursinya sendiri. Makanan datang.
‘Eh kalo boleh tahu tadi lo kok pertamanya nolak pergi bareng gue ke sini emang napa sih, Rin?’ Andika menengadah dari hotplatenya dan menatap Rinta. Sementara Rinta sibuk tersedak.
‘Lo gak apapa, Rin?’ Andika panik dan menyodorkan minuman Rinta secepat mungkin. Terlalu cepat sebenarnya, dibuktikan dengan beberapa tetes minuman Rinta yang melompat dari gelasnya.
Rinta menepuk-nepuk dadanya. Tapi matanya tidak bergerak dari tempatnya berpusat. Seluruh perhatiannya tersedot ke satu arah. Seorang lelaki sekarang sedang menggandeng, ralat: memeluk bahu, seorang perempuan, dan berjalan ke meja kosong dekat situ. Mereka duduk bersebelahan, menghadap ke arah Rinta dan punggung Andika. Membuat Rinta tidak susah payah mengintip mereka. Setelah memesan, laki-laki tersebut mengalungkan kembali lengannya ke leher perempuan tersebut, persis seperti apa yang sering dia lakukan kepada Rinta saat pelajaran kosong di kelas. Biasanya saat mereka berdua melakukan itu, pasti terdengar bunyi ‘oww’ ‘ciee’ atau suitan dari daerah kawan sekitar. Tapi di sini, tidak ada yang memerhatikan mereka, kecuali Rinta, mungkin, dan mata Rinta membelalak, ketika dengan tiba-tiba laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke perempuan tersebut, dan menciumnya dengan kilat.
Laki-laki itu, tentu saja Rinta mengenalnya! Laki-laki berambut coklat dengan kulit putih mendekati pucat. Matanya sipit. Darah Chinesse mengalir di tubuhnya. Tingginya semampai, menyaingi tinggi Andika. Tubuhnya kurus, tapi setidaknya terlihat berisi. Rambut bermodel cepak dan parfumnya yang selalu melekat itulah yang selalu memikat Rinta. Dan laki-laki itulah alasan kenapa Rinta tidak ingin pergi dengan Andika hari ini ke sini! Ternyata mengikuti bunyi perut adalah hal yang bagus tadi. Sangat teramat bagus untuk mendapati Fano sedang... apa istilahnya? Otak Rinta kekurangan kosakata. Setan di dalam hatinya membisikkan “selingkuh?”
Ya! Selingkuh!
EXCELLENT!
Rinta benar-benar tenggelam di dalam pikirannya, dia hanya menatap ke arah itu, lalu begitu Andika menyadari siapa yang dilihatnya sejak tadi, Rinta memilih menunduk, tidak kuat melihat pemandangan panas itu lebih lama lagi. Bukan ‘apa’ yang tidak kuat, tapi rasa panas makin merayap di matanya. Dan dia menunduk. Memilih untuk memperhatikan minumannya. Es batu yang ada di situ mengambang, lalu secara tiba-tiba terjatuh ke dasar. Seperti ingin mencerminkan hati Rinta yang sedang ‘down’ juga. Entah kenapa dia ingin bersembunyi di dalam gelas itu agar Fano tidak perlu melihatnya berada di sana. Fano…
Dia kembali sadar, sekarang dia melihat ke arah Andika berjalan.
Andika and Rinta FOV
Andika menyadari tatapan itu. Mata Rinta sudah mulai berlapis. Tetapi tidak ada apapun yang menetes keluar. Andika melihat ke arah dimana Rinta memaku matanya sejak tadi. Sementara Andika masih sibuk membelalak dan membuka mulutnya, lapisan di mata Rinta makin tebal. Masih bisa dibendung oleh Rinta, untunglah.
Otot di pelipisnya berkedut, dan Andika berdiri, tapi tangannya dipegang erat oleh Rinta ‘Jangan sampe Fano tahu gue di sini!’ Rinta berbisik. Fano tidak boleh tahu kalau Rinta melihat ini semua. Tidak boleh!
Rinta, entah kenapa, butuh beberapa waktu untuk mencerna segala sesuatu yang sedang terjadi sekarang.
Akhirnya Rinta berdiri. Lututnya menimbulkan bunyi “klotak” yang lumayan keras pada meja dan seluruh penghuninya. Setidaknya cukup keras untuk mengundang perhatian semua yang ada di situ.
‘Cabut yuk, Ka!’ Rinta merasakan hawa panas di matanya semakin parah. Dia tidak ingin memecah bendungan matanya di sini, di depan Fano. Halooo? Itu memalukan!
Rinta berjalan cepat keluar. Fano melihat Rinta di sana, terpaku beberapa detik ke arahnya sebelum akhirnya pergi. Fano berusaha mengejarnya, tapi dihempaskan oleh Andika ke lantai ketika sampai di meja Rinta.
‘Heh bocah! Ikut campur aja lo! Minggir!’ Fano menendang perut Andika. Tepat sasaran! Tapi Andika tidak langsung mundur, tidak setelah dia melihat Rinta ingin menangis karena cowok brengsek ini. Ditariknya kerah kemeja Fano,
‘Ini karena bilang gue bocah’ satu pukulan di perut,
‘Ini karena bikin Rinta nangis’ satu pukulan lagi di sekitar diafragma,
‘Ini karena lo udah selingkuh’ one more~ tepat di perut bawah sebelah kiri.
‘Ini buat bonus’ satu pukulan mendarat di hidung Fano. Darah perlahan tapi pasti mengalir dari lubang hidung sebelah kirinya.
Andika mendorong Fano ke lantai. Lalu berlari ke mejanya. Dia menyambar tasnya, mengambil dompetnya dan meninggalkan lima puluh ribu di meja, lalu pergi menyusul Rinta.
Rinta FOV
Rinta berjalan keluar café. Kakinya sangat menuntut untuk berlari dari situ secepatnya. Tapi otaknya berpikir keras dalam sepersekian detik untuk berlari atau berjalan. Dan hatinya menuntun ke pilihan kedua. Walaupun dengan kecepatan pelari. Sangat tidak menyenangkan –bagi Rinta- untuk berlari meninggalkan tempat itu dan membuat Fano melihat dia terpukul hanya karena insiden ini. Hanya insiden kecil, batinnya menguatkan. Secepat yang kakinya bisa dia mengarah ke jalan raya. Tanpa menoleh, tanpa memantau keadaan sekeliling, dia berjalan secepat mungkin. Dan yang Rinta tahu dia sekarang tersungkur jatuh di jalan yang sepi. Darah terciprat beberapa tetes ke punggung tangan kanannya, tangan yang paling dekat dari sumber darah. Andika.
Andika FOV
Dia melihatnya, rambut hitam yang terjepit asal-asalan ke belakang. Dia membayangkan wajah di balik rambut tersebut sekarang sedang sedih dan menahan air mata. Dari sebelah kanan dia melihat ada mobil melaju kencang ke arah gadis itu. Namun gadis itu tetap berjalan, seakan-akan gadis itu berpikir dia pasti terlindungi dari segala bahaya. Dia tidak perlu melihat sekeliling ketika menyeberang. Apa dia ingin mati?!
Andika sebisanya berlari ke sana. Ucapkan terima kasih kepada kakinya yang panjang. Selama setengah detik dia ingin menarik Rinta, tapi terlambat, tangan Rinta sudah berayun ke depan. Seperempat detik lagi dia ingin menarik tas Rinta, tasnya pun menjauh dari tangan Andika, seakan ada 2 kutub magnet yang jenisnya sama di tangan Andika dan tas itu. Seperdelapan detik dia melihat ke arah mobil, jarak tinggal 2 meter. Seperenambelas detik dia berpikir keras. Semuanya bagai gerak matrix di kepalanya. Dan yang dia tahu dia sudah melompat, mendorong Rinta menjauh, sementara dia sendiri terbentur benda padat yang sangat amat keras dari sebelah kanannya. Gelap.

Jam digital dengan LCD retak ditangan Andika sudah menunjukan angka 02.38 p.m. saat mereka melangkahkan kaki keluar café. 5 menit kemudian mereka melangkahkan kaki masuk ke dalam ambulans. 10 menit dan mereka sudah sampai di rumah sakit yang untungnya tidak jauh dari café itu.

Adek Kelas? Gak Banget deh!

**SUMMARY**

Disclaimer : Semua MURNI bikinan sendiri. Kesamaan nama dan tokoh serta perwatakan, kadang sengaja, kadang tidak ;)

Gak mungkin!
Gak mungkin banget perasaan ini muncul karena ‘dia’!?
Dia ‘ADEK KELAS’ gue!
Tapi kenapa?
Kenapa sekarang gue gak sanggup buat natap matanya?
Apa gue jatuh cinta sama dia?
Gak boleh!
Gue gak boleh suka sama ‘DIA’!


Rinta baru saja membanting pintu kamar mandi sekolah tepat saat kalimat-kalimat itu membayang-bayang di kepalanya. Selama ini belum pernah sekalipun terbesit dipikiran Rinta untuk menyukai adik kelasnya. Tapi kenapa sejak hari itu dia tidak bisa berhenti untuk memikirkan Fino?


YAKK! Gaje kan? Haha jangan protes!
Gaje adalah nama saya wkwk
silahkan komentari di postingan selanjutnya :)

Minggu, 24 Juli 2011

Innocence by Avril Lavigne

Waking up I see that everything is ok

The first time in my life and now it's so great :)

Slowing down I look around and I am so amazed

I think about the little things that make life great

I wouldn't change a thing about it

This is the best feeling

This innocence is brilliance

I hope that it will stay

This moment is perfect

Please don't go away

I need you now

And I'll hold on to it

Don't you let it pass you by

I found a place so safe, not a single tear :*

The first time in my life and now it's so clear

Feel calm..

I belong..

I'm so happy here :))

It's so strong and now I let myself be sincere

I wouldn't change a thing about it

This is the best feeling

This innocence is brilliance

I hope that it will stay

This moment is perfect

Please don't go away

I need you now

And I'll hold on to it

Don't you let it pass you by

It's a state of bliss.. you think you're dreaming

It's the happiness inside that you're feeling

It's so beautiful it makes you wanna cry

It's a state of bliss.. you think you're dreaming

It's the happiness inside that you're feeling

It's so beautiful it makes you wanna cry

It's so beautiful it makes you wanna cry

This innocence is brilliance

Makes you wanna cry

This innocence is brilliance

Please don't go away

Cus I need you now

And I'll hold on to it

Don't you let it pass you by

This innocence is brilliance

I hope that it will stay

This moment is perfect

Please don't go away

I need you now

And I'll hold on to it

Don't you let it pass you by

a Night To Remember by High School Musical

Guess now its official
Cant back out, cant back out (no)
Getting ready for the night of nights
The night of nights, alright
Dont Panic (Panic!)

Now do we have to dress up for the prom?
Dude I dont think we have the choice
Yeah its the night of all nights
Gotta look just right
Dressing to impress the boys

Do I want classic or vintage or plaid?
Wheres the mirror?
I think this tux is too baggy
Too tight, it makes me look weird.

Should I go movie star glamorous, sassy or sweet?
Dont know, but no one better wear the same dress as me
Its the night of our nightmares
Its the night of our dreams
Its too late to back out of it.
Hey, makeovers, massages.
Dont know what a corsage is.
Been waiting all our lives for this.

Its gonna be a night (cant wait)
To remember (aw man)
Come on now, big fun (alright)
Its gonna be the night (I guess)
To last forever (lucky us)
Well never ever ever forget

Gettin Ready, Get Gettin Ready
Gettin Ready, Get, Gettin Ready
(Hey you been in there an hour man)
So, what should I do with my hair?
Wheres my shaver?
Ooh, I love it.
I look like a waiter.
Should I fluff it?
Its get later already should be there.

Her mother opens the door, Im shakin inside
Hes here, its time, the hours arrived.
Dont know why, her fathers staring me down
Wheres my purse? Lip gloss? Now Im really freaking out.
Then something changes my world
The most beautiful girl right in front of my eyes

Its gonna be a night (Oh Yeah!)
To remember (Thats for sure)
Come on now, big fun (Alright!)
Its gonna be the night (Yeah tonight)
To last forever (forever more)
Well never ever ever forget.

Whos that girl? (Shes so fine)
Whos that guy? (I dont recognize)
Whos that girl? (She looks so good, yeah)
Youll never really notice, but you probably should

Big fun, on the night of nights (alright)
The night of nights, tonight
Lets dance
On the night of nights
You know were gonna do it right

Its gonna be a night to remember
Its gonna be the night to last forever
Its gonna be a night to remember
Its gonna be the night to last forever
(Last Forever)
Its gonna be our night (you know it)
To remember (all time)
Come on now, big fun (big fun)
Its gonna be the night (love it)
To last forever (the rest of our lives)
Well never ever ever forget

Its gonna be our night (oh yeah)
All together (say it loud)
Come on now, everyone (thats right)
Its gonna be a night (yeah tonight)
To remember (hear the crowd)
And never ever ever never ever ever never ever never ever ever forget!

Style for New Looking ;)

by : yahoo!

EMMA WATSON's style
I like it ;)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More